08 September 2009

Kupingku Dijewer Si Bapak

Tak sengaja mataku menangkap siluet seorang bapak-bapak yang kalo aku taksir umurnya sekitar 50 tahun. Dia sedang tertidur, bersandar pada pagar di seberang rumahku. Sepeda ontel yang memuat sebuah kursi rotan besar bertengger di sebelahnya.

Aku masuk ke rumah untuk meneruskan aktivitas memasak nasi goreng, tapi pikiranku tak bisa beranjak dari si bapak. Setelah selesai, aku mematikan kompor dan segera mendatanginya. Matanya masih terpejam. Lelap.

Suasana hiruk-pikuk di luar tidak mampu membangunkan tidur si bapak. Aku memberanikan diri mengusik tidurnya. Bapak itu masih terlelap ketika panggilan yang ketiga kali pun tak kuasa membangunkannya.

Aku tunggu sampai beberapa menit.
Kupandang kerutan di wajahnya dan handuk yang melingkar di leher. Aku trenyuh. Kutepuk pundaknya dan akhirnya bapak itu mengangkat kepala yang -mungkin- terasa berat.

"Sudah makan, Pak? Mari Pak mampir ke rumah, saya baru saja goreng nasi..." kataku yang disambut dengan senyum sumringahnya.

01 September 2009

Di mana Kau, Tuhan?

Salib dan orang-orang Kristen, dari ujung ke ujung telah kujajaki;
Dia tiada di atas salib

Aku tlah pergi ke biara tempat memuja, ke pagoda tua;
Tiada jejak apapun di sana

Aku pergi ke pegunungan Jayawijaya dan Kandahor pun tlah kulihat;
Dia tak ada di bukit, tiada pun di lembah jua

Dengan segala persiapan, kudaki gunung Qaf;
Di tempat itu pun hanya ada persemayaman burung Anqa

Kukelok tali kekang dan kuburu Kaabah;
Dia tak ada di tempat tua dan muda itu bertirah

Kutanya penunggu malam dan penjaga laut pantai selatan;
Dia berada di seberang jangkauan mereka

Kudaki ke arah tempat berjarak dua tombak;
Dia tiada di tempat yang keramat itu

Kupandang ke dalam hatiku sendiri;
Di sana, kulihat Dia;
Dia tiada di tempat lainnya

Tuhan, Tuhan, kadang memang Kau susah dicari ya??