27 September 2013

Perempuan dan Buku



Buku Menciptakan Masa Depan
Itulah tema pameran buku yang diselenggarakan oleh IKAPI-DIY beberapa bulan lalu. 
Percayakah Anda jika buku bisa menciptakan masa depan?
Saya percaya.



Sebelum saya ngobrol lebih jauh tentang buku. Mari kita jalan-jalan ke Jepang dulu. Saya sangat kagum dengan para perempuan Jepang yang rela meninggalkan kariernya demi mendidik anak-anaknya di rumah. Begitulah mereka, berpendidikan tinggi, cerdas, berdedikasi, tapi mau melepas atribut sebagai wanita karier demi anaknya. Kenapa mereka melakukan hal tersebut? Karena mereka menganggap peran itu sebagai penentu bagi kehidupan masyarakat. Seorang Ibu, yang misalnya gagal melakukan perannya sebagai pendidik, akan berisiko sangat luas. Pendidikan keluarga yang gagal akan mengakibatkan seseorang tidak memiliki karakter atau kepribadian yang diharapkan. Hal ini akan merugikan, bahkan merusak, tidak saja keluarga yang bersangkutan, tetapi juga bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendidikan keluarga dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dan utama. Itu di Jepang.


Jadi, tidaklah mengherankan jika Jepang menjadi negara maju seperti sekarang ini. Tentu saja itu tidak lepas dari peran perempuan dalam mendidik anaknya di rumah. Ya, begitu besar tuntutan perempuan Jepang. Jelas, mereka harus pintar. Tidak hanya pintar secara akademis (karena harus mendidik anak) tapi juga pintar secara emosional (karena harus mengasuh anak).

Lalu, apa yang dilakukan perempuan Jepang?
Mereka mencari informasi sebanyak-banyaknya dengan membaca.
Ya, membaca. Apa pun dibaca olehnya. Dari mulai buku-buku pengembangan diri, buku-buku parenting, buku pelajaran anak-anaknya, dongeng, dan seterusnya. Dengan membaca, mereka tak pernah kehabisan jawaban jika anak-anaknya menanyakan sesuatu kepada si Ibu.

Ah ya, buku!
Seberapa penting buku buat Anda? Sudahkah Anda memasukkan buku sebagai daftar barang yang harus dibeli setiap bulan? Sudahkah Anda menyadari betapa pentingnya buku untuk hidup kita?
Sumber informasi, jelas. Sarana hiburan, pasti. Investasi? Absolutely.
Apalagi? :)

Saya suka gemas jika melihat perempuan-perempuan yang hanya sibuk memikirkan penampilan luar saja. Sibuk keluar masuk pusat perawatan kecantikan dan butik-butik, tapi anti ke toko buku. Sibuk membelanjakan uangnya untuk beli kosmetik tanpa sedikitpun mengalokasikan untuk beli buku. Oke, mungkin Anda akan mengatakan saya munafik. Sebagai perempuan, tentulah saya juga hobi beli baju, sesekali ikut antre ketika Centro mengadakan midnight sale, atau pergi ke salon buat potong rambut (hihi). Namun, saya juga tak mau ketinggalan jika di toko buku ada sale. Selalu pergi ke pameran-pameran buku di Jogja. Atau sesekali ikut antre minta tanda tangan jika ada penulis idola datang ke Jogja.

Saya patut berterima kasih kepada Ibu saya, karena beliaulah yang telah mendekatkan saya dengan buku sedari kecil. Berkat bukulah, akhirnya 2,5 tahun lalu saya memutuskan keluar dari pekerjaan saya dan mendirikan penerbit Stiletto Book; sebuah penerbit yang mendidikasikan diri untuk menerbitkan buku-buku bertema perempuan.

Yup, saya ingin menyebarkan virus gemar membaca untuk para perempuan, ingin menciptakan image bahwa membaca bukan lagi sebuah kegiatan yang serius, so nerdy. Membaca adalah sebuah aktivitas yang seksi, yang bisa membuat kita, para perempuan terlihat lebih matang dan cerdas dengan pengetahuan kita. Ahay!

Berdasarkan survey yang dilakukan sebuah majalah perempuan, lelaki zaman sekarang lebih memilih perempuan cerdas bertampang biasa saja, ketimbang perempuan cantik tapi tulalit. Hahaha. Tapi tunggu, bukan semata-mata untuk tujuan menggaet pria juga loh ini. Maksud saya, yang ini cuma bonus. :)

Perempuan sebagai agent of change keluarga juga diharapkan mampu menciptakan masa depan yang cerah untuk anak-anak, untuk masyarakat, dan untuk bangsa kita tercinta. At least, untuk diri sendiri jika memang yang tadi terlalu muluk. So, bacalah buku. Karena semuanya bisa kita temukan dari membaca. Buku akan membawa kita ke mana saja. Apa yang tidak disediakan oleh buku? Dari resep masakan sampai novel. Dari buku parenting sampai keuangan. Dari buku-buku pengembangan diri sampai dongeng-dongen untuk si kecil. Semuanya!

Jadi, marilah para perempuan, demi bangsa yang lebih bermartabat dan masa depan yang cerah (hahaha, bahasanya!), biasakan membaca buku dari sekarang. Kita bisa contoh negara Jepang yang maju karena masyarakatnya gemar baca buku. Bawalah selalu buku dalam tas Anda. Karena di mana pun kita, buku tak akan pernah capek menemani. Antrean panjang mengular di bank? Janjian dengan teman dan dia telat? Menunggu si barista membuatkan secangkir kopi buat Anda? Menunggu ... menunggu ... dan terus menunggu.... Dalam sehari, waktu kita pasti akan tersita untuk menunggu. Lalu, kenapa kita rela membuang waktu kita?

Jadi, baca buku sekarang, sambil nunggu jam pulang kantor. :)

*Tulisan ini pernah dimuat di buku panduan pameran IKAPI-Jogja 2013.
Bisa juga dibaca di sini: di sini



0 komentar:

Posting Komentar