Siapkan secangkir kopimu sebelum mulai membaca artikel ini. |
Ah, setelah sekian lama tidak menulis. Akhirnya aku mau memantapkan hati
lagi untuk rutin mengisi blog ini. Alhamdulillah ya punya niat mulia begini? :) Tapi FYI aja sih, buatku, sebulan sekali nulis di sini juga udah masuk kategori
rutin. :)
Oke, kali ini aku mau nulis perihal keresahanku (jiah, resah!) tentang
langkanya penulis muda Jogja.
Sebenarnya ini sudah lama mengusik ketenanganku, (Ohmaigad, bahasaku!). Dari sekian banyaknya buku yang sudah
diterbitkan oleh penerbit Stiletto Book yang notabene berlokasi di Jogjakarta
tercinta ini, baru dua judul buku yang ditulis oleh penulis Jogja dalam kurun
waktu dua tahun. Itu pun karena aku yang nodong minta naskah, dan dua-duanya
buku nonfiksi. Lalu, untuk buku fiksi macam novel? Stiletto belum punya novel
yang ditulis oleh penulis Jogja.Aku jadi ingat dengan sebuah diskusi di suatu sore yang cerah. Waktu itu, di acara "Jogja Book Fair" yang diselenggarakan oleh IKAPI-DIY, November 2012. Ada sebuah gathering yang menjadi ajang kumpul para pekerja buku di Jogja. Siapa pun boleh datang, mulai dari penulis, resensor, penerbit, sampai masyarakat umum yang memang sedang ada di lokasi acara.