Lereng Sindoro - Sumbing

Pada bulan Oktober di Wonosobo

Usiaku berkelopak di atas dupa,

Diperam aroma setinggi,

Dan dibasuh gumam mantra-mantra dari lembah kearifan nenek moyang.

Jiwaku rekah karena doa-doa mengalir deras dari serat suci

Memenuhi lubuk malam dan membingkai kenangan pualam di benakku,

Jika senja pergi membawa matahari di beranda,

Kutelusuri lekuk lembut jemari ibu yang tak pernah henti memancarkan cahaya,

Di hari-hari yang cerah,

Ranting-ranting matahari jatuh menembus tembikar atap rumah,

Tetapi di luar, cakrawala menawarkan dunia tak terbatas

Langit berkepak mengibarkan seluruh kebiruan,

Kemudian gemerlap masa kecilku merentang dalam keriuhan kanak-kanak,

Yang berlari riang di keluasan padang ilalang,

Atau hanya bergumul lumpur sawah pinggiran kota.

Aku tumbuh subur selayak bunga-bunga liar,

Yang kehilangan alasan untuk percaya pada segala kecemasan.

Di sinilah….

Antara gunung Sindoro dan Sumbing,

Aku tumbuh dewasa bersama kesepian,

Dan tegar bersama malam.