“Perempuan takkan pernah mandiri, sampai dia memegang dompetnya sendiri” Elizabeth Cady Stanton
Sepertinya semua orang mengakui kalau kita, ya para perempuan, baik yang masih lajang ataupun yang sudah menikah sangat dianjurkan untuk menyisihkan pendapatan yang kita terima untuk ditabung. Paling tidak kita punya dana darurat yang sewaktu-waktu bisa kita gunakan kalau “kepepet”, masa mau merepotkan suami terus? Pinjam? Ah, itu kan sudah tidak masuk rumus kita? Satu-satunya jalan adalah kita dipaksakan untuk menabung.
Mengapa Perempuan Harus Menabung?
Sudah saatnya kita mulai memikirkan tabungan, karena kebutuhan kita yang kadang tidak mudah diprediksi membuat kita harus menyiapkan dana darurat untuk bisa dipakai sewaktu-waktu. Selain itu, ada beberapa alasan mengapa para perempuan dianjurkan untuk menabung, diantaranya:
1. Biaya kesehatan lebih tinggi
Kondisi fisik perempuan lebih rentan di banding laki-laki. Untuk penyakit autoimmune seperti lupus, misalnya, ratio yang diderita laki-laki dan perempuan adalah 1:9, hepatitis kronis 1:8, dan diabetes tipe 1 perbandingannya 1:2. Belum lagi biaya melahirkan yang tidak sedikit.
2. Gaji utuh
Gaji yang diterima perempuan biasanya utuh karena sifatnya yang dianggap sebagai tambahan penghasilan saja. Ini lebih terasa buat si lajang atau si just married. Pernah dengar istilah “uang suami adalah uang istri juga, uang istri ya uang istri” enak, bukan? Nah, kalau sudah begitu tentunya kesempatan Anda untuk bisa menabung lebih besar, kan?
3. Sering pindah kerja
Mungkin karena alasan moody ataupun butuh suasana kerja baru, tak jarang perempuan lebih sering pindah pekerjaan dibanding laki-laki. Jika setiap kali keluar dari pekerjaan kita tidak punya cadangan, tentunya akan sangat merepotkan.
4. Umur lebih panjang
Data statistik menunjukkan bahwa jatah hidup perempuan justru lebih panjang dibandingkan laki-laki. Kalau kita perhatikan, rekor manusia tertua juga lebih banyak dipegang kaum perempuan. Ssst! Jangan kegirangan dulu, karena ini justru berarti perempuan memiliki masa pensiun lebih panjang dibandingkan laki-laki. Jika laki-laki dan perempuan pensiun pada usia yang sama, berarti kita membutuhkan dana yang lebih banyak selama masa itu, bukan?
5. Warisan hanya 1/3
Lalu, soal pembagian warisan. Perempuan memang mendapat warisan lebih kecil dibanding laki-laki. Namun tenang saja, warisan yang hanya 1/3 ini diperuntukkan bagi dirinya sendiri, tidak ada kewajiban untuk membaginya dengan orang lain. Beda halnya dengan laki-laki, meski dia mendapatkan 2/3, mereka mempunyai kewajiban untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. Tentunya masih lebih besar satu porsi untuk sendiri dibandingkan dua porsi untuk ramai-ramai, kan?
Yup, kalau Anda sudah menemukan berbagai alasan untuk menabung, kenapa tidak dimulai dari sekarang untuk lebih mendisiplinkannya lagi?
Mulai Membentuk Dana Darurat
Berikut adalah 10 langkah yang bisa Anda terapkan untuk mulai menabung:
- Hitung semua pengeluaran Anda setiap bulan
- Buat tabungan dana darurat yang besarnya 3-6 kali dari biaya hidup Anda per bulan, atau dana yang diperlukan untuk kebutuhan keluarga Anda setiap bulannya.
- Sisihkan dana sedikit demi sedikit dari pendapatan bulanan, sesuaikan dengan besarnya kemampuan Anda, tetapi minimal 10% pendapatan bisa langsung Anda alokasikan ke rekening tabungan. Buat yang sudah menikah, tentunya lebih besar, kan? Karena gaji Anda relatif utuh.
- Simpan dana Anda dalam bentuk tabungan berjangka, deposito, ataupun investasi lainnya.
- Perlakukan dana darurat ini sebagai tagihan yang harus Anda bayarkan setiap bulan agar lebih termotivasi, maka sangatlah dianjurkan jika Anda memilih tabungan berjangka yang biasanya didebit dari rekening tabungan Anda secara otomatis setiap bulan.
- Kurangi pengeluaran yang dirasa tidak terlalu mendesak, tujuannya agar dana darurat Anda cepat terkumpul.
- Simpan uang receh yang biasanya didapatkan dari kembalian transaksi, karena jika dikumpulkan bisa menjadi tabungan yang jumlahnya tidak sedikit.
- Batasi akses terhadap rekening dana darurat agar Anda tidak tergoda untuk menggunakannya, ya, Anda memang harus membuka rekening tersendiri dan kalau perlu tanpa ATM.
- Jangan habiskan bonus, tunjangan hari raya atau pendapatan tak terduga lainnya, gunakan seperlunya dan langsung masukkan ke rekening dana darurat.
- Evaluasi jumlah pengeluaran dan pendapatan setahun sekali dan buatlah revisi anggaran dana darurat sesuai dengan kondisi saat itu. Pendapatan naik, alokasi untuk menabung juga naik, bukan?
Saya yakin Anda akan tergugah untuk segera menabung dengan lebih intensif lagi dan merasakan sensasinya ketika Anda melihat saldo rekening tabungan yang terus meningkat.
Tunggu apalagi? Segeralah lakukan sekarang juga, buat perencanaan yang matang untuk masa depan Anda, semakin dini Anda memulai merencanakan masa depan Anda, maka semakin mudah Anda meraih dan menikmati cerahnya keuangan di hari tua nantinya.
Banyak orang yang ketika tua menyesal karena hanya merepotkan anak-anaknya akibat “kelalaian”-nya sewaktu muda dengan menghambur-hamburkan uang, tentunya Anda tidak menginginkan hal itu terjadi pada Anda, kan? Selamat mengumpulkan pundi-pundi emas..!!
Share
Kalau sudah berkeluarga 10% itu gaji kita aja atau gaji kita digabung suami..?
BalasHapusmakasih ya infonya sangat membantu
Sip Banget artikelnya. Semoga dengan membaca artikel diatas, semakin banyak orang yg merencanakan masa depannya, Salah satunya dengan menabung, berinvestasi, dan berasuransi.
BalasHapus@ Ratna: kalo sudah berkeluarganya, tentunya 10% gaji Anda & suami, kalo banyak planning utk kebutuhan masa depan, pasti prosentase utk tabungan jg naek donk mbak?? selamat mengumpulkan pundi2 emas.. :)
BalasHapus@ Wiwit: yupz, Anda sangat super mas...