09 Januari 2011

Campur Tangan Tuhan

Pernahkah kamu memperhatikan, bahwa sekeras apapun kita mencoba, kita tak dapat mengontrol berbagai kejadian dalam hidup? Apakah kita dilahirkan di sebuah keluarga yang diinginkan? Apakah kita senang dengan pekerjaan yang semula kita kira sangat sempurna? Apakah pasangan kita menjadi sesosok orang yang selama ini kita idam-idamkan?

Dan, pernahkan kamu memperhatikan, bahwa kamu melakukan sesuatu demi mencapai hasil tertentu yang terkadang hasilnya jauh daripada yang kamu harapkan? Seakan-akan kita boleh saja berencana, menetapkan target-target, menciptakan visi-visi dan berbagai master plan, lalu mengayunkan langkah untuk mencapainya, tetapi kita tak akan pernah tahu detail apa saja yang akan terjadi dalam hidup kita.

Kita tak akan pernah tahu apakah detail yang kita bayangkan akan pudar dan lenyap, atau berubah wujud menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda, bahkan tak terbayangkan, apakah itu menyenangkan atau membosankan.



Meskipun sudah memahami dan mengamati hal ini dari rangkaian kejadian, aku masih saja optimis membuat target-target, resolusi-resolusi tahun baru kemarin dan terus berusaha mengupayakannya, kemudian di sela - sela waktu luang -sambil menikmati secangkir kopi dan mendengarkan Koil, tentunya- aku sempatkan untuk membaca kembali target-target itu. Membaca satu per satu dengan setulus hati dan pikiran yang jernih, selalu berprasangka baik kepada Tuhan dan semesta alam.

Beberapa di ntaranya tercapai; yang sebagian lagi tidak. Ada yang terjadi dengan cepat; yang lainnya perlu waktu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Aku harus berusaha dengan bekerja keras, namun tanpa hasil; sebagian yang lain tercapai hanya dalam semalam, nyaris tanpa usaha terlalu keras.

Apa artinya semua ini dalam menentukan target?
Tentu saja tidak ada yang salah dengan semua itu, nyatanya target-target bisa memberikan struktur dan arah yang dibutuhkan. Namun keikhlasan kita untuk melepaskan target-target kita itu SAMA PENTINGNYA -oops, kenapa huruf gedhe semua ya?- dengan upaya kita untuk mencapainya.

Aku baru saja mendapati pelajaran berharga akhir tahun kemarin.

Ceritanya begini, ahay!
Empat tahun yang lalu, tepatnya 2007, aku memulai usaha laundry. Dengan penuh semangat aku berpromosi ke teman-teman kantor dan lingkungan sekitar. Dari sekadar membuat papan nama nan cantik, membuat brosur-brosur lucu kemudian menyebarkannya ke daerah kos-kosan, sampai dengan memajang banner besar-besar di depan outlet. Eh... itu saja belum cukup loh, aku masih dan selalu menyempatkan diri untuk ikut melayani pelanggan setiap hari Sabtu-Minggu ketika libur kantor. Tentu saja kalau tidak ada jadwal ngopi dengan teman-teman atau kencan dengan pacar. *Plak!*

Aku menilai usahaku sudah lebih dari cukup. Laundry yang semula aku targetkan BEP dua tahun, ternyata bisa lebih cepat -berkat kemurahan Tuhan dan usaha kerasku, tentu saja. Dan ketika menginjak tahun ketiga, munculah tunas-tunas laundry baru di Jogja yang sekarang sudah seperti jamur. Tentunya membutuhkan tenaga ektra untuk terus menyalakan lampu terang laundry-ku. Omzet turun wajar, tetapi ketika sedang semangat-semangatnya memompa kembali enargiku dan dua orang karyawan laundry-ku, tiba-tiba aku dikabari ibu kontrakan bahwa sewa tidak boleh diperpanjang karena beliau tergiur untuk membuka usaha sejenis... :( So, tepatnya akhir tahun 2010 kemarin, d'Londre resmi digusur dan aku belum sempat mendapatkan tempat usaha baru! Lengkap sekali, bukan penderitaanku, Patkay?

Bukankah kejadian seperti itu di luar kuasaku? Tidakkah aku diberi kesempatan untuk terus memegang targetku? Tentunya aku juga harus berkompromi dengan keadaan dan peristiwa yang terjadi, dan kemudian menerimanya dengan ikhlas, kan?

Pengalaman itu memberiku pelajaran berharga, bahwa sejatinya, aku harus menjalani hidup tanpa tahu apa yang akan terjadi dan membuatnya baik-baik saja. Karena hidup jauh lebih luas dari apa yang kita bayangkan. Ketika kita mendapati kejadian di luar kuasa kita, kita harus bisa menerimanya dengan ikhlas, berprasangka baik kepada Tuhan bahwa Tuhan telah menyiapkan rencana lain untuk kita lakukan.

Dan ingatlah, *Eeet, udah kaya ustazah aja ini pakai mengingatkan segala. Maap!* Ketika kita punya suatu target/mimpi/harapan, apapun itu, berusahalah sekuat yang bisa kita lakukan, kemudian biarkan campur tangan Tuhan bekerja untuk kita. Jangan lupa untuk selalu memohon, semoga kebaikan dan rahmat Tuhan senantiasa melancarkan semua usaha kita.



Percayalah, ketika kita punya keinginan dengan teramat sangat, maka seluruh alam akan bahu membahu mewujudkan keinginan kita tersebut, So.. Seize The Day!!!!
*day...day...day....* *bergema*

Oooopz, ada yang punya pengalaman sama? Mari sharing di sini... :)
Yang penting, keep your spirit yeah..!! Hail, yeah!! |m|

xoxo

8 komentar:

  1. loph this article..ketika kita punya keinginan dengan teramat sangat, maka seluruh alam akan bahu membahu mewujudkan keinginan kita tersebut..mizz u te..^^

    BalasHapus
  2. I like it! :) di tunggu buku "ikhlas" dr kacamata modern dan social lifestyle..:>

    BalasHapus
  3. like this ...
    makasih infonya...dewi..
    kak..aku kerja di pabrik deterjen. Jika kakak berminat., gimana klo sekarang kakak justru menjadi pemasok deterjen- deterjen mereka kak.
    wkwkwk..promosi..

    BalasHapus
  4. Motivasi, mimpi dan tindakan adalah langkah awal, selanjutnya seberapa proses itu akan di maknai maka di situ juga keberhasilan akan di wujudkan, dlm bentuk apapun... Keep spirit...!

    BalasHapus
  5. emang suka bgitu kalo kita ngontrak,, hehee makanya sekarang qu buka usaha di tempat sendiri, biar ngirit dan kalo dah jalan gak di gusur ..

    setuju dek, ketika usaha udah di lakukan sekuat tenaga di barengi do'a, hingga menunggu campur tangan Tuhan, ..

    tetap semangat :)

    BalasHapus
  6. @ Lintang, Icko, Itheng, Yahya & Fitray:
    Yuhuuuy... makasiiiy temans yg sudah pada baca & meninggalkan jejak, smoga tetep semangat melanjutkan hidup... *halah ngemeng paan siy?*

    Mari kita lanjutkan ngopinyaaaa...
    sluuuurp.... ~o)

    BalasHapus
  7. ora et labora. di balik helai daun berkeringat, tuhan melempar senyum.

    BalasHapus
  8. semoga Allah selalu memeberikan kegembiraan di hati bu Herlina, dengan diberikanNya rahmat, KeridhoanNya, dan SurgaNya. In Syaa Allah Aamiin. Saya sungguh terkesan dengan postingan tulisan ini, karena sudah seharusnya kita manusia banyak bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan, tanpa rasa iri pada siapapun. Berbuatlah kebaikan pada siapapun , dan jangan pikirkan bagaimana responnya. Karena keikhlasan dari sebuah kebaikan tetap mau menerima respon buruk dari si penerima kebaikan. Dan itu kebaikan berupa ilmu gestur buat kita. Akhirnya kita jadi memiliki ilmu baru yaitu Gestur. Sukses buat bu Herlina.

    BalasHapus