14 Desember 2013

Behind The Book “Geek in High Heels” and three others chicklit


Atas nama Blog "Secangkirkopimu" yang sudah mulai angker karena jarang kusentuh, kemarin aku berjanji untuk bikin label baru "Behind The Book" yang berisi tulisan kisah-kisah di balik buku yang aku edit. Dan yah, setelah berhasil memposting Behind The Book session-1 yang mana isinya curhatan proses kreatif novel sendiri (HA!), sekarang giliran novel-novel chicklit yang akan kuulas. 

Here we go!

Logo Chicklit terbitan Stiletto Book

Sejak Stiletto Book belum nongol di muka perbukuan Indonesia, aku sudah niat untuk bikin serial chicklit. Awalnya memang aku suka baca novel genre ini karena bener-bener bisa buat relaksasi setelah riweuh dengan pekerjaan ataupun bacaan yang ‘berat’. Jadi, chicklit ini aku jadikan selingan yang memang menurutku sangat pas. Renyah, lucu, tapi tetap ada ‘sesuatu’ yang kuat di dalamnya, apakah itu? Girl power! J

04 Desember 2013

Behind The Book "Seribu Kerinduan"


Novel Seribu Kerinduan yang rilis pada 25 Oktober 2013 kemarin menjalani proses yang cukup panjang sebelum akhirnya terbit.

Ehmm, jadi, draft kasar novel ini 60% sudah selesai tahun 2010 lalu dan kubiarkan berjamur di laptop. Oke, nggak berjamur sih, cuma sedikit bau apek karena lama banget nggak disentuh lagi. Pertengahan 2013 ini, aku memantapkan niat untuk menyelesaikannya. Dan begitulah, kalau ada niat yang kuat (didukung dengan usaha serta doa) seluruh Alam pasti akan berkonspirasi untuk mewujudkannya. Hahaaa. Setuju? Sip.

Yeah, finally ... setelah 2,5 tahun mati suri, aku bisa menyelesaikan novel ini hanya dalam waktu dua minggu. DUA MINGGU saudara-saudara! Luar biasa, kan? Aku nulis sepulang dari kantor. Aku nulis di sela-sela ngurus Bara di rumah. Aku nulis ketika ada jam luang di kantor. Aku nulis di sela-sela waktu masak untuk Bara (untuk bapaknya mah beli aja). Dan aku terus nulis sampai tahu-tahu itu novel sudah rampung! Ajaib memang. Aku aja nggak nyangka bisa menyelesaikannya dalam waktu yang relatif singkat. Ingat? Hanya dua minggu! (Iya ... iya ... bawel!)

draft-1 novel Seribu Kerinduan

13 November 2013

My debut novel; Seribu Kerinduan

Alhamdulillah....

Debut novelku akhirnya rilis di penghujung 2013. Tepat 25 Oktober 2013 kemarin, novel ini dilaunching di Toko Buku Togamas Affandi, Jogja. Ada yang tidak biasa di launching novel kali ini, kenapa? Yup, karena pengunjung yang datang disuguhi tontonan teaterikal yang dimainkan oleh dua orang untuk membawakan potongan-potongan adegan dalam novel Seribu Kerinduan ini. Seru! Nanti aku unggah di YouTube kalau sudah selesai proses edit.

Monggo, silakan dicari di toko buku langgananmu. Novel ini sudah mulai beredar sejak awal November 2013. Kalau mau baca komen-komen yang sudah baca novel ini, silakan buka Goodreads saja, semoga setelah membaca komen-komen di sana, jadi semakin semangat membeli novelnya. Hoho. Amin.

Voila, Seribu Kerinduan, my debut novel....

27 September 2013

Perempuan dan Buku



Buku Menciptakan Masa Depan
Itulah tema pameran buku yang diselenggarakan oleh IKAPI-DIY beberapa bulan lalu. 
Percayakah Anda jika buku bisa menciptakan masa depan?
Saya percaya.



Sebelum saya ngobrol lebih jauh tentang buku. Mari kita jalan-jalan ke Jepang dulu. Saya sangat kagum dengan para perempuan Jepang yang rela meninggalkan kariernya demi mendidik anak-anaknya di rumah. Begitulah mereka, berpendidikan tinggi, cerdas, berdedikasi, tapi mau melepas atribut sebagai wanita karier demi anaknya. Kenapa mereka melakukan hal tersebut? Karena mereka menganggap peran itu sebagai penentu bagi kehidupan masyarakat. Seorang Ibu, yang misalnya gagal melakukan perannya sebagai pendidik, akan berisiko sangat luas. Pendidikan keluarga yang gagal akan mengakibatkan seseorang tidak memiliki karakter atau kepribadian yang diharapkan. Hal ini akan merugikan, bahkan merusak, tidak saja keluarga yang bersangkutan, tetapi juga bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendidikan keluarga dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dan utama. Itu di Jepang.

15 Januari 2013

Ke mana perginya penulis muda Jogja?


Siapkan secangkir kopimu sebelum mulai membaca artikel ini.


Ah, setelah sekian lama tidak menulis. Akhirnya aku mau memantapkan hati lagi untuk rutin mengisi blog ini. Alhamdulillah ya punya niat mulia begini? :) Tapi FYI aja sih, buatku, sebulan sekali nulis di sini juga udah masuk kategori rutin. :)

Oke, kali ini aku mau nulis perihal keresahanku (jiah, resah!) tentang langkanya penulis muda Jogja.
Sebenarnya ini sudah lama mengusik ketenanganku, (Ohmaigad, bahasaku!). Dari sekian banyaknya buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit Stiletto Book yang notabene berlokasi di Jogjakarta tercinta ini, baru dua judul buku yang ditulis oleh penulis Jogja dalam kurun waktu dua tahun. Itu pun karena aku yang nodong minta naskah, dan dua-duanya buku nonfiksi. Lalu, untuk buku fiksi macam novel? Stiletto belum punya novel yang ditulis oleh penulis Jogja.

Aku jadi ingat dengan sebuah diskusi di suatu sore yang cerah. Waktu itu, di acara "Jogja Book Fair" yang diselenggarakan oleh IKAPI-DIY, November 2012. Ada sebuah gathering yang menjadi ajang kumpul para pekerja buku di Jogja. Siapa pun boleh datang, mulai dari penulis, resensor, penerbit, sampai masyarakat umum yang memang sedang ada di lokasi acara.